Kamis, 16 Mei 2013

HUMANISTIK EKSISTENSIAL


PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH
            Humanistic eksistensial adalah Sebuah pendekatan psikoterapi yang menekankan keunikan manusia, kualitas positif, dan potensi individu, dimana usaha yang dilakukan dalam membantu masalah tidak mungkin tanpa mengenal dengan baik tentang manusia itu sendiri.Teori humanistik dikembangkan oleh Maslow tahun 1908-1970 di Amerika Serikat. aslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
            Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
            Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.






B.RUMUSAN MASALAH
            Dengan latar belakang  yang telah dijelaskan diatas , maka penulis bermaksud untuk menjelaskan.
1.  Apa sebenarnya pengertian eksistensial humanistik, dan tujuannya
2.  Prinsip dasar teori konseling eksistensial
3.Membangun hubungan intrapersonal yang positif antara konselor dan klien
4. Teknik Konseling Humanistik Eksistensial
5.Proses konseling eksistensial






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK
Ø  Pengertian Eksistentnsial Humanistik
      Psikoterapi Humanistik membicarakan kepribadian manusia ditinjau dari segi Self dari (Akunya) dan memandang tujuan belajar adalah untuk “memanusiakan manusia”. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.

  1.  Hakikat Manusia
Pendekatan eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia.Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada suatu pemahaman atas manusia. Ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial, yaitu ;
1.      Kesadaran diri
      Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri,suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
2.      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan.
      Kesadaran atas kebebasan dan tangung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar bagi manusia.
3.      Penciptaan makna
      Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah mahluk yang rasional.



  1. Hakikat Konseling
Hakikat konseling eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia. Eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukanYang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah hubunganya dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.
D.   Tujuan konseling Eksentensial
a.       Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
b.      Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri.
c.       Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.

E.     PRINSIP DASAR TEORI KONSELING EKSISTENSIAL
Pendekatan eksistensial berkembang sebagai reaksi atas dua model utama yang lain, yaitu psikoanalisis dan behaviorisme. Kedudukan psikoanalisis bahwa kemerdekaan terbatas pada kekuatan-kekuatan dorongan irasional dan peristiwa yang telah lalu. Kedudukan behaviorisme bahwa kemerdekaan terbatas oleh pengkondisian sosial budaya. Meskipun terapi eksistensial menerima premis bahwa pilihan kita terbatas pada keadaan eksternal, terapi menolak pendapat yang mengatakan bahwa kita ditentukan olehnya.
Terapi eksistensial berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan oleh karenanya bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan. Pandangan eksistensial didasarkan pada model pertumbuhan dan mengkonsepkan kesehatan bukan keadaan sakit. Seperti yang ditulis Deurzen-Smith (1988), konseling eksistensial tidak dirancang untuk menyembuhkan seperti tradisi model medis. Klien tidak dipandang sebagai orang yang sedang sakit melainkan sebagai orang yang merasa bosan atau kikuk dalam menjalani kehidupan.

  1. Peran dan Fungsi Konselor
      Menurut Buhler dan Alen para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut.
1.      Mengakui pentingnya  pendekatan dari pribadi ke pribadi.
2.      Menyadari peran dari tanggung jawab terapis.
3.      Mengakui sifat timbale balik dari hubungan terapiotik.
4.      Berorientasi  pada pertumbuhan
5.      Menekankan keharusan terapi terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi.
6.      Mengakui bahwa putusan yang berwenang dan pilihan akhir terletak dengan klien.
7.      Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan pandangan humanisticnya tentang manusia secara implisit menunjukan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
8.      Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandsngan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
9.      Bekerja kearah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.

G.    HUBUNGAN INTRAPERSONAL YANG POSITIF ANTARA KONSELOR DAN KLIEN         
            Membangun hubungan interpersonal yang positif antara konselor dan klien,
      Untuk sampai pada hubungan intrapersonal antara konselor dan klien dari humanistik eksistensial ini , sebagai berikut:
1.      Adanya hubungan psikologis yang akrab antara konselor dank lien.
2.      Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problemnya, dan apa yang diinginkan.
3.      Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku indiidu dengan tanpa memberikan sanggahan.
4.      Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan yang diadakan.
5.      .Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya juga keadaan lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.
H.    TEKNIK KONSELING HUMANISTIK
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, metode penanaman pemahaman masalah klien sendiri sehingga dirinya dapat menerima dirinya sepenuhnya dan menjadi seorangan yang adequate. Untuk mencapai itu konselor hanya menerima apa yang diucapkan oleh klien dan merespon dengan sikap positif dan ekspesif atau emphatik, dan memberikan penghargaan tak bersarat pada klien. Maka, jelas pada pendekatan ini yang lebih aktif adalah klien. Karena konselor hanya sebagai cermin, tempatnya merefleksikan dan melihat proyeksi diri.
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1.      Penerimaan
2.      Rasa hormat
3.      Memahami
4.      Menentramkan
5.      Memberi dorongan
6.      Pertanyaan terbatas
7.      Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.      Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien
9.      Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
I.       PROSES KONSELING EKSISTENSIAL
Pada tahap tengah dari konseling eksistensial, klien didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan otoritas dari system nilai mereka. Proses eksplorasi diri ini biasanya membawa klien ke pemahaman baru dan beberapa restrukturisasi dari nilai dan sikap mereka. Klien mendapatkan cita rasa yang lebih baik akan jenis kehidupan macam apa yang mereka anggap pantas. Mereka mengembangkan gagasan yang jelas tentang proses pemberian nilai internal mereka.
Tahap terakhir dari konseling eksistensial berfokus pada menolong klien untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri. Sasaran terapi adalah memungkinkan klien untuk bisa mencari cara pengaplikasian nilai hasil penelitian dan internalisasi dengan jalan yang kongkrit. Biasanya klien menemukan kekuatan mereka dan menemukan jalan untuk menggunakan kekuatan itu demi menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan.

  1. Kelebihan dan Kekurangan
1.   Kelebihan
-          Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
-          Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
-          Memanusiakan manusia.
-          Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
-          Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa
2.   Kelemahan Eksistensial-Humanistik
-          Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
-          Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas.
-          Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
-          Memakan waktu lama.











BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Terapi eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah hubunganya dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif. Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial-humanistik. Dan tidak ada teknik khusus yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik. Kecocokannya untuk diterapkan di Indonesia terletak pada pendapat kalangan eksistensial tentang kebebasan dan control dapat bermanfaat untuk menolong klien menangani nilai-nilai budaya mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

SARAN
            Sebagai seorang konselor sebaiknya selalu menjaga hubungan baik dengan klien, mampu mengerti dan menjaga perasaan klien sehingga klien merasa nyaman dan proses konseling dapat berjalan lancar seperti yang diinginkan klien.










1 komentar: